Jblog

+

Agen Bola, Agen Bola Online, Situs Taruhan Bola, Bandar Bola, Bandar Taruhan Bola


7meter.biz - Bursa transfer musim panas resmi dibuka awal Juli silam. Semua klub pun berlomba-lomba mendapatkan pemain terbaik versi mereka.


Tapi bila Agen Bola merujuk fenomena yang terjadi di Inggris, ada sedikit indikasi kegilaan di sana bila dikaitkan dengan nilai uang yang mereka keluarkan untuk pemain yang mereka datangkan.

Sejatinya isu ini sudah lama berkembang di kalangan media. Kalangan jurnalis Inggris juga kerap menyoroti belanja besar-besaran klub untuk pemain lokal Inggris, yang kerap disebut berbakat dan berpotensi menjadi bintang di masa mendatang.

Musim ini, label pemain berbakat dan berpotensi menjadi bintang disandang Adam Lallana dan Luke Shaw. Lallana hijrah ke Liverpool, sementara Manchester United menjadi pelabuhan berikutnya Shaw.

Nilai uang yang dikeluarkan Liverpool untuk mendapatkan Lallana termasuk istimewa, 25 juta poundsterling. Sementara untuk Shaw, United menghabiskan 32 juta pounds.

Berlebihan? Tergantung dari sudut pandang mana Anda melihatnya.

Tapi kita bisa lihat dulu pembandingan antara Lallana dan Toni Kroos yang sukses digaet Real Madrid dari Bayern Munich. 

Dari segi harga, Kroos lebih murah, kurang lebih 24 juta pounds. Dari sisi marketing, Kroos sejauh ini juga sudah memberikan keuntungan tersendiri buat Real Madrid. Dilansir Situs Taruhan Bola, jersey replika Real Madrid dengan nama Kroos sudah ludes terjual di toko resmi mereka. Itu saja menjadi indikasi tersendiri sejauh ini Kroos lebih unggul dibanding Lallana dalam hal finansial.

Melihat aspek performa, tak bisa dimungkiri keduanya memiliki kualitas yang kurang lebih sama. Lallana yang berusia 26 tahun termasuk salah satu pemain yang tampil bagus buat Inggris di Piala Dunia 2014 lalu.

Tapi, Kroos harus diakui memiliki peran yang lebih krusial dengan membawa Jerman ke tangga juara. Musim lalu, Bayern Munich juga mendapat kontribusi besar darinya menjadi kampiun di kompetisi domestik Jerman.

Karena itulah tak heran jika banyak pertanyaan muncul mengenai kelayakan Lallana dihargai sedemikian besarnya oleh Liverpool, bahkan mengalahkan harga yang dibayarkan Real Madrid untuk Kroos.

Bisa jadi fans Liverpool senang dengan keberhasilan klub mendatangkan Lallana. Hal itu bisa dilihat dari pesan yang tersebar di sejumlah forum dan komunitas pendukung The Reds, tapi bila melihat harga yang dibayarkan untuknya dan dibandingkan dengan kontribusinya di periode sebelumnya, sepertinya sedikit tidak adil.

Lalu bagaimana dengan Luke Shaw?

Usianya masih 19 tahun. Prospeknya bagus. Potensinya menjadi salah satu bintang United di masa mendatang terbuka lebar.

Penulis pribadi merupakan salah satu fans Shaw. Ada harapan dia bisa berkembang menjadi salah satu pemain terbaik di eranya.

Tapi, sekali lagi, menebusnya dengan bayaran 32 juta pounds sepertinya langkah yang tidak masuk akal. Bandingkan saja apa yang sudah dilakukan Chelsea untuk bisa mendatangkan bek kiri Atletico Madrid Felipe Luis.

Hanya setengah dari harga Shaw Chelsea memboyong Luis dari runner up Liga Champions dan juara La Liga Spanyol musim lalu itu. Mengapa bisa berbeda jauh? Apakah kubu United yang terlalu berlebihan memperkirakan harga Shaw atau Jose Mourinho yang cerdas mencari pemain bagus dan berkualitas dengan harga murah?

Sejatinya, menghargai dua pemain Inggris dengan nilai mahal seperti di atas bukanlah fenomena baru di wilayah bursa transfer. Tapi, karena itu pula yang menjadikan pemain tersebut terkadang 'layu sebelum berkembang'.

Faktanya, tingginya harga jual pemain Inggris berbanding lurus dengan ekspektasi dan tekanan besar setelahnya. Faktor itulah yang kemudian secara tidak langsung mengebiri potensi dan kemampuan pemain.

Pelajaran terdahulu menyebutkan bahwa tim bisa meraih kesuksesan jika mereka menginvestasikan uang mereka dengan bijak pada pemain berbakat, tapi saat ini sepertinya tak ada gunanya menggaet pemain asal Inggris.

Dalam kasus Lallana dan Shaw, Bandar Bola menilai keduanya bisa didapatkan dengan harga yang relatif lebih murah bila status mereka bukanlah pemain Inggris. Jadi karena alasan itu pula, banyak sekali pemain asing yang menguji peruntungannya di Liga Prime Inggris.

Menyedihkan, tapi inilah fakta sebenarnya, bahwa klub Inggris bisa pergi ke luar negeri dan mendatangkan pemain dengan harga yang lebih murah dibandingkan pemain lokal mereka sendiri. Hal semacam ini sepertinya tak akan berubah dalam waktu dekat dan klub papan Inggris akan terus dipenuhi oleh pemain-pemain asing, yang sayangnya itu juga berimbas pada performa timnas Inggris di turnamen besar berikutnya.